Selasa, 18 Januari 2011

Pengalaman Indah Menyusui





Tidak terasa anak saya, Ayyash Fatih Mustofa, sudah menginjak usia 2 tahun hampir lewat satu bulan. Tidak terasa pula sebentar lagi ayyash akan disapih. Sekedar kilas balik dua tahun yang lalu ketika saya dan suami membuat keputusan bahwa anak kami wajib mendapatkan ASI selama 2 tahun. Kalau dipikir-pikir memang tidak mudah berusaha selalu memberikan ASI untuk bayi kami, megingat saya yang masih duduk dibangku kuliah dengan jadwal full pagi-sore dengan waktu istirahat hanya 1 -2 jam. Untuk itu saya mengakalinya dengan mecari tempat tinggal yang dekat dengan kampus supaya bisa pulang-pergi memberikan ASI atau memompa ASI degan bantuan breastpump dan botol susu yang sudah disterilisasi, lalu ASI yang sudah terkumpul di stock di lemari pendingin, selain itu tiap hari juga harus menjaga tubuh supaya tetap memproduksi ASI yang banyak dan baik dengan rutinitas kampus yang lumayan melelahkan, tidak boleh stress  (pada dasarnya saya tipikal orang yang santai namun tetap saja ada waktu2 yang memacu hormon kortisol saya supaya meningkat tinggi terutama ketika mau ujian esp ujian lisan yang namanya SOOCA), istirahat yang cukup (walau kadang terasa kurang karena tugas, ujian dsb), menu andalan tidak ketinggalan saya ketika memberikan ASI eksklusif: daun katuk sepanci yang di uyub habis (kata orang sunda) dengan kuah-kuahnya + air rebusan kacang hijau yang awalnya rasanya aneh menurut saya namun diakhir malah bikin ketagihan :D  Wah, rindu masa2 itu...

      Sebenernya berat sekaligus sedih untuk memulai menyapih ayyash, karena menurut saya dikebanyakan waktu-waktu menyusui adalah waktu-waktu yang menyenangkan untuk saya dan ayyash.  Biasanya ketika menyusui saya bisa bercerita, bercanda, membacakan ayyash buku, mengelus rambutnya, mencium harum tubuhnya, melihat pipinya yang membulat menggemaskan ketika menyusui, bahkan tak jarang membuat ayyash bahkan saya-pun mengantuk dan akhirnya tertidur Ck..ck..ck..  Menurut ayyash menyusui adalah obat penenang mungkin menyaingi diazepam atau obat-obatan golongan hipnotik-sedatif lainnya :D karena setiap ia marah atau menangis sekencang apapun akan langsung reda setelah disusui. Belum lagi keajaibannya ketika ayyash sakit, tidak beberapa lama sakitnya hilang sendiri dengan menyusui.

Wah sungguh luar biasa pengalaman menyusui itu sendiri... saya merasa senang ,beruntung dan merasa diberkahi dapat memberikan anak pertama saya ASI selama 2 tahun ini. Selain lebih murah dan lebih sehat dari susu formula, saya akui ASI berperan penting dalam mempererat hubungan antara ibu dan anak.  Two thumbs up buat ibu-ibu yang menyusui ....!

Saat usianya 18 bulan saya mula melakukan transisi dengan bantuan susu formula maupun susu UHT namun nampaknya ayyash kurang tertarik kepada kedua saingan ASI tersebut, meminumnya lalu hweeek... keluar lagi.  Saya pun terus berusaha membujuknya, memperlihatkan iklan anak yg sedang meminum susu, sampai membawanya ke peternakan sapi yang ada didalam lingkungan kampus waktu itu dan pulang dengan membawa beberapa antung susu sapi, bahkan saya memberi contoh dengan meminum susu setiap hari, hingga akhirnya perlahan-lahan ayyash-pun mau meminum susu sapinya dengan gelas walaupun masih sedikit. Sayangnya saya tidak menyadari kebiasaan yang kurang baik yang nampaknya menjadikan ayyash akan sulit untuk disapih adalah kebiasaannya yang tidak bisa tidur tanpa menyusui, ketika saya mulai koassisten dan mendapat tugas jaga dimalam hari, pengasuh ayyash mengeluh kewalahan untuk menenangkan dan menidurkannya dan eryata perlu waktu yang cukup lama untuk ayyash beradaptasi dengan situasi yang barunya itu.. waduh memikirkannya saja saya sudah sedih.

Ya,  inilah waktunya untuk mulai menyiapkan hati dan mengikhlaskannya, mencari cara-cara yang terbaik, dan mendiskusikannya dengan suami tentang penyapihan. Saya ingin ayyash tetap merasa disayang dan dihargai oleh ummi-nya setelah ia disapih. Semoga langkah saya ini diberikan kemudahan dan semoga pengalaman yang luar biasa ini akan tetap indah dari awal hingga akhir.